Pages

And Then There Were More..


Agatha Christie, disebut sebagai ratu cerita kriminal, namanya disandingkan dengan Sir Arthur Conan Doyle, penulis yang menelurkan tokoh detektif terkenal sepanjang masa : Sherlock Holmes. Jika Conan Doyle dengan tokoh Sherlock Holmes-nya, Agatha dengan tokoh Hercule Poirot-nya. Tapi rupanya, ada lebih banyak lagi karakter-karakter menarik yang tercipta dari tangan sang ratu cerita kriminal ini..


Awal Perkenalan 

Saya akan menceritakan sedikit bagaimana awal perkenalan saya dengan novel Agatha Christie. Ceritanya sama seperti awal perkenalan saya dengan Sherlock Holmes, yaitu lewat komik Detektif Conan. Jika anda penggemar komik Jepang, anda pasti tahu Detektif Conan, seorang detektif SMU yang cerdas, penggemar Sherlock Holmes, yang menjadi kecil karena racun suatu organisasi kriminal rahasia lalu kemudian mengambil nama Conan dari nama Arthur Conan Doyle sebagai nama samarannya. Dalam komik tersebut selain ada menyinggung tentang Holmes, terdapat juga referensi tentang Agatha Christie dan tokoh Hercule Poirot nya. Dari situlah saya mengenal Agatha Christie dan karyanya.

Hercule Poirot
Jujur saya kesulitan untuk mendeskripsikan dan memberikan opini saya tentang karakter ini. Saya membaca novel karya Agatha Christie di taman bacaan langganan saya (tempat saya menyewa komik) dimana kebetulan terdapat novel-novel Agatha Christie. Karena yang saya tahu dari Agatha Christie pada waktu itu hanyalah Hercule Poirot, maka novel-novel tentang Poirot lah yang saya cari dan yang pertama kali saya baca. Saya membaca beberapa buku, saya lupa buku Poirot apa yang pertama kali saya baca dan mengingat samar-samar beberapa judul, tapi saya masih ingat dengan pasti bahwa saya pernah membaca Pembunuhan Atas Roger Ackroyd, dikarenakan endingnya yang memberikan kesan yang kuat sehingga tak terlupakan, tapi tidak ada kesan tentang Hercule Poirot. Bukan berarti novel-novel lainnya kurang menarik tetapi saya orangnya memang pelupa dan sudah sekitar sepuluh tahun berlalu sejak saya membaca novel-novel tersebut. Cerita Hercule Poirot yang baru-baru ini saya baca adalah Gong Kedua dan Bunga Iris Kuning yang merupakan bagian dari kumpulan cerita dalam buku Masalah di Teluk Pollensa, buku milik saya sendiri yang saya beli. Tetapi sedikit saja gambaran yang saya dapat tentang Hercule Poirot dari cerita tersebut, malah kesan yang timbul adalah tidak menarik. Mungkin saja Hercule Poirot memang tidak menarik menurut pandangan saya sehingga tidak mendapat tempat di ingatan saya, atau mungkin juga jika saya membaca lagi saat ini saya akan mendapatkan hal yang berbeda, menimbang pemikiran saya pastinya jauh lebih matang dari sepuluh tahun yang lalu. Oleh karena itu supaya adil, saya menunda memberikan opini tentang karakter ini sampai saya membaca lagi novel-novel Hercule Poirot yang lain, baik yang sudah saya baca atau yang belum.

Miss Jane Marple, Mr. Harley Quin, dan Mr. Parker Pyne

Berbeda dengan Arthur Conan Doyle, dimana di dalam setiap judul novelnya ada embel-embel nama Sherlock Holmes, sehingga kita dapat dengan mudah mengetahui bahwa novel tersebut bercerita tentang tokoh detektif ternama tersebut, Agatha Christie sebaliknya, novel-novelnya tidak memiliki judul yang dapat langsung kita kaitkan dengan tokoh-tokoh tertentu. Awal membaca novel Agatha Christie yang saya cari adalah cerita mengenai Hercule Poirot, dan yang saya lakukan untuk mengetahuinya adalah dengan membaca informasi yang diberikan pada bagian belakang buku. Dari proses pencarian tersebutlah saya menemukan karakter-karakter menarik lainnya dari Agatha Christie selain Hercule Poirot.


Miss Jane Marple
Tokoh kedua yang saya baca ceritanya setelah Hercule Poirot adalah Miss Jane Marple atau Miss Marple saja, seorang nenek yang walaupun sudah tua masih dipanggil dengan sebutan Miss atau Nona karena statusnya yang belum pernah menikah. Apa yang menarik dari nenek tua ini adalah dia mampu untuk memecahkan kasus-kasus rumit yang bahkan sukar dipecahkan oleh polisi. Miss Marple merupakan karakter favorit saya, sungguh menarik melihat interaksinya dengan karakter-karakter pendukung dan melihat bagaimana reaksi karakter pendukung tersebut, dari awalnya meremehkan, tidak percaya, terkejut, kagum, dan kemudian menjadikan Miss Marple sebagai andalan mereka.


Mr. Harley Quin & Mr. Satterthwaite
Tidak adil rasanya memunculkan nama Mr. Harley Quin tanpa menyebutkan nama Mr. Satterthwaite, karena mereka ini adalah satu paket. Tidak akan ada Mr. Harley Quin tanpa Mr. Satterthwaite dan begitu pula sebaliknya, tapi jangan langsung menerka bahwa mereka adalah pasangan detektif karena mereka bukan, walaupun mereka juga memecahkan kasus-kasus rumit. Mr. Satterthwaite berumur 62, merupakan seseorang dari kalangan atas, bergaul dengan orang-orang kelas atas, tapi juga tak keberatan untuk mengenal orang-orang baru dari golongan lain ketika ada drama kehidupan menarik di depan matanya. Iya, Mr. Satterthwaite sangat berminat terhadap kehidupan manusia, sama seperti minatnya terhadap seni. Penilaiannya terhadap sifat-sifat manusia sama baiknya dengan penilaiannya terhadap lukisan, suara nyanyian, maupun tarian. Sedangkan Mr. Harley Quin atau sering disebut dengan Mr. Quin saja, adalah seseorang yang... misterius, seseorang yang datang dan pergi dengan tiba-tiba ketika "tugas" nya selesai. Keberadaan Mr. Quin sangat besar artinya bagi Mr. Satterthwaite, dialah pemicu, pemberi tanda bagi Mr. Satterthwaite untuk bertindak. Mr. Satterthwaite tidak lagi hanya menjadi penonton, dengan adanya Mr. Quin dia berganti peran menjadi aktor, berperan di dalam drama panggung kehidupan yang sangat dia minati itu.
Kedua karakter ini muncul di novel The Mysterious Mr. Quin dan di novel kumpulan cerita Problem at Pollensa Bay yang muncul dua cerita saja. The Mysterious Mr. Quin sementara ini adalah novel Agatha Christie favorit saya, dikarenakan ceritanya yang sarat dengan "suasana", momen-momen yang membuat merinding, bukan karena seram (walaupun ada momen2 yang membuat saya sedikit ketakutan ketika membacanya sendirian di tengah malam) tapi lebih ke suasana magis, suasana yang.. bagaimana ya.. sulit untuk menjelaskannya. (Sepertinya akan lebih baik jika saya buat post tersendiri dengan contoh-contoh momen yang membuat saya merinding, dengan resiko spoiler, mungkin digabung dengan review novelnya)

Mr. Parker Pyne
Satu lagi karakter unik dari Agatha Christie. Mr. Parker Pyne merupakan seorang pensiunan pegawai pemerintah yang bertugas mengumpulkan statistik. Pekerjaannya itu telah dilakukannya selama tiga puluh lima tahun, dan dari situ dia mendapatkan pengalaman berharga tentang sifat-sifat manusia. Pengalamannya itulah yang dipakainya, dalam menjalankan bisnisnya yang sekarang, untuk mengatasi atau mengobati masalah klien-klien nya, yang semuanya datang dengan satu tujuan, untuk merasa bahagia.

Anda dapat membaca bagaimana Mr. Parker Pyne "mengobati" klien-klien yang datang padanya di novel Parker Pyne Investigates dan di Problem at Pollensa Bay. Berbentuk kumpulan cerita dengan setiap kasus yang berbeda dan tentunya solusi yang ditawarkan oleh Parker Pyne untuk membuat kliennya bahagia dalam setiap kasus sangat menarik untuk diikuti.


Novel-Novel Agatha Christie Milik Saya

And Then There Were More..

Ya, masih banyak lagi karya dari Agatha Christie yang belum saya baca, salah satunya yang mungkin dalam waktu dekat ini akan saya beli adalah Partners In Crime, yang menceritakan pasangan detektif Tommy & Tuppence. Dan novel-novel lainnya yang saya temukan berkat mengikuti Sel-Sel Kelabu Blog Event ini. Selanjutnya akan banyak post saya mengenai karya Agatha Christie, baik review maupun opini.

Terima kasih buat Sel-Sel Kelabu, karena event nya saja menjadi bersemangat kembali dalam menulis dan menemukan topik yang akan saya tulis. ^^


~ To Be Continued ~



No comments:

Post a Comment